Perilaku merokok nampaknya telah menjadi pemandangan sehari-hari, hampir di berbagai aktivitas sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk mensosialisasikan mengenai dampak yang ditimbulkan oleh rokok, baik pada perokok aktif maupun perokok pasif, namun nampaknya masih belum bisa memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pengurangan perilaku merokok.
Pengertian Perilaku Merokok. Perilaku merokok adalah aktivitas individu yang berhubungan dengan perilaku merokok yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok dan fungsinya pada kehidupan sehari-hari (Komalasari dan Helmi, 2000). Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 8.000 orang, para peneliti menemukan bahwa perokok ringan maupun perokok berat akan lebih mungkin memiliki kandungan albumin dalam air seni-nya dibandingkan mereka yang tidak merokok. Albumin merupakan suatu protein yang menunjukkan fungsi ginjal yang buruk .
Sedangkan menurut Joly (dalam Diantini, 2002), perilaku merokok adalah tingkah laku seseorang yang dimulai dengan membakar sebatang rokok yang terdiri dari bahan baku kertas, tembakau, cengkeh dan saus dimana terkandung nikotin dan tar kemudian menghisap asap yang berasal dari pembakaran rokok tersebut kemudian masuk ke dalam paru-paru. Lebih lanjut Joly (dalam Diantini, 2002) menyatakan bahwa semakin banyak jumlah rokok yang dihisap setiap hari, maka semakin berat pula tingkah laku merokok seseorang.
Mereka yang dikatakan perokok berat adalah apabila mengkonsumsi rokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11–21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi (www.e-psikologi.com, Z. Mu’tadin, 24 Mei 2007).
Akibat rokok bagi kesehatan. Angka kematian bagi perokok 70% lebih tinggi dibandingkan dengan non perokok terutama bagi pria berusia 45 – 54 tahun. Penelitian di Inggris menunjukkan jumlah perokok 25 batang setiap hari (berusia 35 tahun), 40% diantaranya akan meninggal sebelum berusia 65 tahun. Kematian wanita perokok juga menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan wanita non perokok. Perokok wanita memberikan andil yang besar terhadap kematian bayi dan lahirnya bayi prematur. Pada perokok berat, merokok dapat menyebabkan rangsangan pada papillafiliformis (tonjolan pada lidah bagian atas). Selain itu, hasil pembakaran rokok juga mudah untuk dideposit sehingga perokok akan sukar untuk merasakan rasa pahit, asin, dan manis karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (taste buds) di lidah. Jumlah karang gigi yang terjadi pada perokok cenderung lebih banyak dibandingkan pada mereka yang bukan perokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar