Kamis, 06 Januari 2011

abu nawas memenjarakan angin

Abu nawas dipanggil ke istana oleh raja harun al rasyid.setelah tiba di istana, baginda raja menyambut abu nawas dengan sebuah senyuman.
‘’akhir akhir ini aku sering mendapat gangguan perut.kata tabib pribadiku,aku kena serangan angin.’’
Kata baginda raja memulai pembicaraan.
‘’ampun tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil.’’tanya abu nawas.
‘’aku hanya ingin engkau menangkap dan memenjarakan angin.’’kata baginda.
Abu nawas hanya diam.tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.ia tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu benar benar angin.
Karena angin tidak bisa dilihat.tidak ada benda yang aneh dari pada angina. Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa dilihat. Sedangkan angin tidak.
Baginda hanya memberi abu nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu nawas pulang membawa pekerjaan rumah (PR) dari baginda raja. Namun abu nawas tidak begitu sedih. Karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya, bahkan merupakan sebuh kebutuhan.
Sudah dua hari abu nawas belum juga mendapat akal untuk menangkap angn apalagi memenjarakannya.sedangkan besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan oleh baginda raja. Abu nawas hampir pustus asa. Abu nawas benar benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap.
‘’Bukankah jin itu tidak terlihat?’’ abu nawas bertanya kepada dirinya sendiri. Ia berjingkrak girang dan segera berlari pulang. Sesampainya di rumah ia menyiapkan segala sesuatunnya kemudian menuju ke istana.
Dengan tidak sabar baginda langsung bertanya kepada abu nawas.
‘’sudahkah engkau berhasil memenjarakan angina?’’
‘’sudah paduka yang mulia.’’jawab abu nawas dengan muka berseri seri sambil mengeluarkan botol yang sudah disumbat. Kemudian abu nawas menyerahkan botol itu.
Baginda menimang nimang botol itu.
‘’mana angina itu,hai abu nawas?’’tanya baginda.
‘’di dalam,tuanku yang mulia.’’jawab abu nawas penuh takzim.
‘’aku tak melihat apa apa.’’kata baginda raja.


‘’Wahai tuanku coba bukallah botol itu.’’jawab abu nawas.
Setelah tutup botol dibuka baginda mencium bau busuk.
Bau KENTUT yang begitu menyengat hidung.
‘’bau apa ini, hai abu nawas?!’’tanya baginda marah.’’ampun tuanku yang mulia, tadi hamba buang angin (KENTUT) dan hamba masukkan ke dalam botol. Karena hamba takut angin yang hamba buang keluar maka hamba memenjarakanya dengan cara menyumbat mulut botol.’’ Kata abu nawas ketakutan.
Tetapi baginda tidak jadi marah karena penjelasan abu nawas memang masuk akal. Dan untuk ini abu nawas di beri hadiah oleh baginda raja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar